Apa Itu Short Selling?
Di pasar keuangan tradisional maupun mata uang kripto, sebagian besar investor terbiasa mengambil posisi long—membeli aset ketika harga rendah dan menjualnya ketika harga lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga. Sebaliknya, short selling adalah strategi di mana Anda bertaruh harga aset akan turun. Anda meminjam aset tersebut dan menjualnya pada harga saat ini, lalu menunggu harga turun, membeli kembali aset tersebut dengan harga yang lebih rendah, mengembalikannya kepada pemberi pinjaman, dan mendapatkan keuntungan dari selisih harga tersebut. Strategi ini sangat populer di kalangan trader profesional terutama saat pasar sedang turun.
Bagaimana Cara Kerja Short Selling
Proses short selling umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Meminjam aset: Memperoleh aset tertentu (seperti BTC atau saham) dari bursa atau pihak ketiga.
- Menjual pada harga pasar: Menjual aset yang dipinjam pada harga pasar saat ini.
- Menunggu harga turun: Mengantisipasi bahwa harga aset akan turun ke level target Anda.
- Membeli kembali dan mengembalikan: Ketika harga mencapai target, membeli kembali jumlah aset yang sama.
- Mendapatkan keuntungan dari selisih harga: Selisih antara harga jual dan harga beli Anda (setelah dikurangi bunga dan biaya) merupakan keuntungan dari short selling.
Contoh Short Selling (Skenario Kripto)
Misalkan Anda memperkirakan ETH akan turun dari $2.000 menjadi $1.600:
- Anda meminjam 1 ETH dari suatu platform dan menjualnya seharga $2.000.
- Ketika harga ETH turun ke $1.600, Anda membeli kembali 1 ETH pada harga tersebut.
- Kemudian, Anda mengembalikan ETH ke platform dan memperoleh keuntungan sebesar $400 (belum termasuk biaya).
Ilustrasi ini menunjukkan proses umum mendapatkan keuntungan dalam short selling.
Di Mana Anda Bisa Melakukan Short Selling?
- Bursa kripto: Gate dan dYdX adalah platform yang menyediakan produk futures atau perdagangan leverage.
- Pasar saham: Membutuhkan mekanisme peminjaman sekuritas yang disediakan broker.
- Protokol DeFi: Mekanisme short selling terdesentralisasi tersedia pada platform seperti GMX, Synthetix, dan Aave.
Mengapa Short Selling Berisiko?
Anda memang bisa memperoleh keuntungan dari short selling, namun strategi ini juga berisiko tinggi:
- Potensi kerugian tanpa batas: Jika harga aset terus naik dan Anda tidak memasang stop loss, Anda bisa mengalami likuidasi atau kerugian besar.
- Biaya bunga peminjaman: Short selling biasanya menimbulkan bunga atas aset yang dipinjam—semakin lama posisi terbuka, semakin besar biaya bunga.
- Fluktuasi pasar tak terduga: Berita tak terduga atau kegagalan pola teknikal dapat dengan cepat mengubah posisi short menjadi kerugian.
- Risiko likuidasi: Dalam perdagangan leverage atau derivatif, jaminan yang tidak cukup dapat memicu likuidasi otomatis posisi Anda.
Alat dan Produk Short Selling yang Umum
- Kontrak futures abadi (perpetual futures): Kontrak tanpa masa kadaluarsa, sehingga Anda bisa mempertahankan posisi short tanpa batas waktu.
- Kontrak berjangka: Memiliki tanggal jatuh tempo tertentu; cocok untuk strategi jangka pendek.
- Token leverage (contoh: 3X Bear): Token yang memberikan paparan short terhadap satu aset; praktis, namun biasanya berbiaya lebih tinggi.
- Peminjaman sekuritas (saham): Memerlukan broker serta melibatkan pembayaran margin dan bunga.
- Shorting di DeFi: Menggunakan protokol peminjaman dan leverage terdesentralisasi agar dapat short tanpa perantara.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Short Selling?
- Saat pasar bearish: Ketika sentimen pasar negatif dan harga aset secara umum diperkirakan turun.
- Pada berita negatif: Misalnya regulasi baru, pelanggaran keamanan, atau aksi jual besar-besaran oleh investor besar.
- Pembalikan sinyal teknikal: Indikator seperti death cross atau harga menembus garis tren support.
Selalu cermati tren pasar dan pertimbangkan berbagai faktor sebelum menentukan waktu terbaik untuk membuka posisi short.
Jika Anda ingin mempelajari lebih banyak konten Web3, silakan daftar di sini: https://www.gate.com/
Ringkasan
Short selling adalah strategi penting di pasar keuangan. Baik di kripto maupun saham tradisional, jika diterapkan dengan tepat, strategi ini dapat menjadi sumber keuntungan yang stabil. Namun, tidak semua orang cocok dengan strategi ini. Sukses dalam short selling menuntut manajemen risiko, ketepatan waktu, dan disiplin tinggi. Jika Anda tertarik mencoba short selling, mulailah dengan memantau tren pasar, membaca grafik teknikal, dan berlatih menggunakan akun demo agar siap menghadapi tantangan nyata di dunia trading.