Dalam dunia kripto, agunan adalah aset yang disediakan peminjam sebagai jaminan pinjaman—menjadi bukti komitmen pembayaran kembali jika terjadi gagal bayar. Biasanya, aset ini dikunci dalam smart contract hingga pinjaman dilunasi atau sampai syarat likuidasi terpenuhi. Di ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi), mekanisme agunan menjadi fondasi utama peminjaman yang transparan dan tanpa izin, memungkinkan pengguna tetap menikmati potensi kenaikan nilai aset kripto sekaligus mengakses likuiditas.
Peran agunan di pasar kripto terlihat jelas dalam beberapa hal. Pertama, mekanisme ini mempercepat pertumbuhan protokol peminjaman DeFi, di mana platform seperti Aave, Compound, dan MakerDAO telah mengumpulkan nilai Total Value Locked (TVL) miliaran dolar melalui skema pinjaman beragunan. Kedua, sistem agunan memungkinkan peminjaman antar pengguna langsung tanpa perantara, sehingga biaya transaksi semakin efisien dan aktivitas pasar lebih optimal. Sistem kelebihan agunan—umumnya antara 125% hingga 200%—memberikan perlindungan utama terhadap fluktuasi harga ekstrem dan memastikan sistem tetap solvent dalam berbagai kondisi pasar.
Agunan di sektor kripto menghadapi sejumlah risiko dan tantangan. Risiko volatilitas harga menjadi sorotan utama—perubahan nilai aset kripto yang drastis bisa langsung menggerus nilai agunan, memicu likuidasi paksa dan kerugian aset bagi pengguna. Risiko pada mekanisme likuidasi juga perlu diperhatikan; di saat pasar sangat sibuk, likuidasi bisa gagal berjalan optimal, yang berpotensi menimbulkan risiko sistemik bagi protokol peminjaman. Perbedaan kualitas agunan juga menjadi tantangan: token yang kurang likuid bisa sulit dijual cepat atau memicu slippage besar saat digunakan sebagai agunan. Dari sisi regulasi, status hukum pinjaman beragunan kripto masih belum pasti di banyak negara, sehingga memunculkan ketidakpastian terhadap perubahan kebijakan di masa mendatang.
Ke depan, mekanisme agunan akan terus berinovasi dalam sistem keuangan kripto. Tokenisasi aset fisik—seperti properti, komoditas, dan instrumen keuangan tradisional—berpotensi makin meluas sebagai agunan, sehingga pilihan agunan pun bertambah. Teknologi agunan lintas blockchain akan memungkinkan interoperabilitas berbagai aset antar jaringan, menciptakan pasar agunan yang lebih efisien. Alat pengelolaan risiko akan semakin canggih: penerapan rasio agunan dinamis, mekanisme likuidasi berjenjang, dan produk lindung nilai akan menjadi bagian penting dari ekosistem. Dengan semakin besarnya peran institusi, standar penilaian agunan dan sistem kontrol risiko akan semakin mapan, serta integrasi dengan keuangan tradisional melalui produk pinjaman beragunan yang sesuai regulasi akan makin dalam.
Mekanisme agunan di ekosistem kripto memadukan inovasi finansial dan teknologi blockchain secara sempurna. Selain menopang ekosistem DeFi yang berkembang pesat, mekanisme ini juga menjadi referensi baru bagi model peminjaman di dunia keuangan tradisional. Kendati masih harus mengatasi risiko volatilitas harga dan tantangan regulasi, seiring kemajuan teknologi dan kedewasaan pasar, mekanisme agunan diyakini akan menjadi jembatan vital penghubung ekonomi kripto dengan keuangan konvensional, sekaligus meningkatkan efisiensi pemanfaatan aset dan mendorong inklusi finansial.
Bagikan