Berita bot Gate, menurut laporan Bloomberg, perusahaan-perusahaan Jepang sedang keluar dari Bursa Efek Tokyo dengan kecepatan tercepat dalam lebih dari satu dekade, mencerminkan bahwa mereka menghadapi tekanan yang lebih besar untuk memanfaatkan modal dengan lebih baik, serta lonjakan dalam jumlah akuisisi dan manajemen.
Data dari pertukaran menunjukkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, jumlah perusahaan yang delisting atau mengumumkan rencana untuk delisting dari Tokyo Stock Exchange telah mencapai 59, meningkat dari 51 pada periode yang sama tahun lalu, mencetak rekor tertinggi untuk periode tersebut. Jika perusahaan terus delisting dengan kecepatan ini, pada tahun 2025, angka ini akan melebihi rekor tahunan sebelumnya yang ditetapkan sebesar 94.
Tren ini mencerminkan upaya Bursa Efek Tokyo untuk meningkatkan daya tarik pasar Jepang bagi investor asing, dengan cara memastikan perusahaan yang terdaftar memberikan pengembalian tinggi kepada pemegang saham, sementara perusahaan yang gagal mencapai tujuan tersebut menghadapi ancaman dicabutnya pencatatan. Bursa Efek Tokyo menyerukan perusahaan untuk mengejar tujuan termasuk meningkatkan valuasi dan mengurangi hubungan yang terlalu erat dengan perusahaan lain dalam bentuk kepemilikan silang.
Reformasi ini membuat pasar saham Jepang menjadi salah satu pasar saham dengan kinerja terbaik di dunia dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus mendorong pemegang saham aktif untuk meminta manajemen perusahaan melakukan lebih banyak perubahan. Bagi para investor, kebangkitan aktivisme mendorong seruan untuk meningkatkan pengembalian melalui langkah-langkah seperti pembelian kembali saham, sementara aktivitas akuisisi juga meningkat secara signifikan.
Manajer Portofolio Investasi Klien Premium Jepang, Hiroshi Matsumoto, menyatakan: “Karena pasar modal yang aktif, penurunan jumlah perusahaan yang terdaftar adalah kemajuan yang menggembirakan.”
Jepang sedang mengikuti jejak pasar luar negeri seperti Amerika Serikat dan Inggris. Selama 20 tahun terakhir, karena aturan pencatatan yang lebih ketat dan meningkatnya pendanaan pasar swasta, semakin banyak perusahaan yang berhasil melakukan privatisasi.
Lihat Asli
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Kecepatan perusahaan Jepang keluar dari pertukaran sekuritas Tokyo mencapai rekor tertinggi.
Berita bot Gate, menurut laporan Bloomberg, perusahaan-perusahaan Jepang sedang keluar dari Bursa Efek Tokyo dengan kecepatan tercepat dalam lebih dari satu dekade, mencerminkan bahwa mereka menghadapi tekanan yang lebih besar untuk memanfaatkan modal dengan lebih baik, serta lonjakan dalam jumlah akuisisi dan manajemen.
Data dari pertukaran menunjukkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, jumlah perusahaan yang delisting atau mengumumkan rencana untuk delisting dari Tokyo Stock Exchange telah mencapai 59, meningkat dari 51 pada periode yang sama tahun lalu, mencetak rekor tertinggi untuk periode tersebut. Jika perusahaan terus delisting dengan kecepatan ini, pada tahun 2025, angka ini akan melebihi rekor tahunan sebelumnya yang ditetapkan sebesar 94.
Tren ini mencerminkan upaya Bursa Efek Tokyo untuk meningkatkan daya tarik pasar Jepang bagi investor asing, dengan cara memastikan perusahaan yang terdaftar memberikan pengembalian tinggi kepada pemegang saham, sementara perusahaan yang gagal mencapai tujuan tersebut menghadapi ancaman dicabutnya pencatatan. Bursa Efek Tokyo menyerukan perusahaan untuk mengejar tujuan termasuk meningkatkan valuasi dan mengurangi hubungan yang terlalu erat dengan perusahaan lain dalam bentuk kepemilikan silang.
Reformasi ini membuat pasar saham Jepang menjadi salah satu pasar saham dengan kinerja terbaik di dunia dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus mendorong pemegang saham aktif untuk meminta manajemen perusahaan melakukan lebih banyak perubahan. Bagi para investor, kebangkitan aktivisme mendorong seruan untuk meningkatkan pengembalian melalui langkah-langkah seperti pembelian kembali saham, sementara aktivitas akuisisi juga meningkat secara signifikan.
Manajer Portofolio Investasi Klien Premium Jepang, Hiroshi Matsumoto, menyatakan: “Karena pasar modal yang aktif, penurunan jumlah perusahaan yang terdaftar adalah kemajuan yang menggembirakan.”
Jepang sedang mengikuti jejak pasar luar negeri seperti Amerika Serikat dan Inggris. Selama 20 tahun terakhir, karena aturan pencatatan yang lebih ketat dan meningkatnya pendanaan pasar swasta, semakin banyak perusahaan yang berhasil melakukan privatisasi.