Uber sedang menjajaki stablecoin sebagai cara untuk mengurangi biaya transfer internasional.
CEO Dara Khosrowshahi menekankan penggunaan praktis mereka di luar spekulasi.
Langkah ini mencerminkan meningkatnya minat institusional terhadap stablecoin sebagai infrastruktur keuangan yang aman, efisien, dan hemat biaya untuk operasi global.
Selama penampilan baru-baru ini di Bloomberg Tech Summit di San Francisco, CEO Uber Dara Khosrowshahi mengonfirmasi bahwa perusahaan saat ini sedang dalam fase analisis mengenai potensi penggunaan stablecoin untuk meningkatkan sistem pembayaran globalnya. Menurut Khosrowshahi, aset digital ini menawarkan manfaat praktis yang nyata,** terutama jika dibandingkan dengan metode perbankan tradisional yang sering kali melibatkan biaya tinggi dan penundaan.
Berbeda dengan cryptocurrency yang lebih volatil seperti Bitcoin, stablecoin dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS. Pemotongan ini memungkinkan stabilitas harga sambil mempertahankan efisiensi teknologi blockchain. Khosrowshahi menunjukkan bahwa keseimbangan unik ini membuat stablecoin menjadi pilihan menarik bagi perusahaan seperti Uber, yang memproses ribuan transaksi lintas batas setiap hari dalam berbagai mata uang.
Keuntungan Nyata Stablecoin untuk Korporasi Global
Menggunakan stablecoin dapat memungkinkan Uber untuk membayar pengemudi dan pemasok di berbagai negara hampir instan dan dengan biaya transaksi yang jauh lebih rendah daripada saat ini. Sementara transfer bank internasional standar mungkin membutuhkan waktu berhari-hari dan biaya hingga $30, pembayaran berbasis stablecoin dapat diselesaikan dalam hitungan detik dengan biaya hanya beberapa sen.
Strategi ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga menyediakan alternatif pembayaran yang layak di wilayah di mana infrastruktur perbankan terbatas atau di mana ada pembatasan valuta asing. Untuk perusahaan dengan kehadiran global, fleksibilitas tambahan ini dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi dan adaptabilitas regional.
Pertumbuhan Adopsi Stabilcoin oleh Institusi
Minat Uber adalah bagian dari tren yang lebih luas. Menurut survei "State of Stablecoins" Fireblocks 2025, 90% lembaga keuangan yang disurvei berencana untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam sistem mereka. Pemain teknologi dan keuangan lainnya, termasuk Stripe dan bank-bank besar AS seperti Citigroup dan Wells Fargo, juga telah mulai menjelajahi atau menguji solusi keuangan berbasis stablecoin.
Di depan regulasi, AS bergerak menuju kerangka kerja yang lebih jelas dengan undang-undang seperti Undang-Undang GENIUS, yang bertujuan untuk menetapkan pedoman komprehensif bagi penerbit stablecoin. Inisiatif semacam itu dapat mendorong adopsi stablecoin lebih lanjut oleh perusahaan tradisional.
Jika Uber melanjutkan integrasi stablecoin, itu akan mencerminkan evolusi yang lebih luas dalam bagaimana perusahaan besar memandang aset digital—bukan sekadar sebagai investasi spekulatif, tetapi sebagai alat praktis untuk beroperasi lebih efisien di dunia yang semakin digital dan terdesentralisasi.
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
Uber dalam 'Fase Studi' Integrasi Stablecoin Potensial - Ekonomi Kripto
TL;DR
Selama penampilan baru-baru ini di Bloomberg Tech Summit di San Francisco, CEO Uber Dara Khosrowshahi mengonfirmasi bahwa perusahaan saat ini sedang dalam fase analisis mengenai potensi penggunaan stablecoin untuk meningkatkan sistem pembayaran globalnya. Menurut Khosrowshahi, aset digital ini menawarkan manfaat praktis yang nyata,** terutama jika dibandingkan dengan metode perbankan tradisional yang sering kali melibatkan biaya tinggi dan penundaan.
Berbeda dengan cryptocurrency yang lebih volatil seperti Bitcoin, stablecoin dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS. Pemotongan ini memungkinkan stabilitas harga sambil mempertahankan efisiensi teknologi blockchain. Khosrowshahi menunjukkan bahwa keseimbangan unik ini membuat stablecoin menjadi pilihan menarik bagi perusahaan seperti Uber, yang memproses ribuan transaksi lintas batas setiap hari dalam berbagai mata uang.
Keuntungan Nyata Stablecoin untuk Korporasi Global
Menggunakan stablecoin dapat memungkinkan Uber untuk membayar pengemudi dan pemasok di berbagai negara hampir instan dan dengan biaya transaksi yang jauh lebih rendah daripada saat ini. Sementara transfer bank internasional standar mungkin membutuhkan waktu berhari-hari dan biaya hingga $30, pembayaran berbasis stablecoin dapat diselesaikan dalam hitungan detik dengan biaya hanya beberapa sen.
Strategi ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga menyediakan alternatif pembayaran yang layak di wilayah di mana infrastruktur perbankan terbatas atau di mana ada pembatasan valuta asing. Untuk perusahaan dengan kehadiran global, fleksibilitas tambahan ini dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi dan adaptabilitas regional.
Pertumbuhan Adopsi Stabilcoin oleh Institusi
Minat Uber adalah bagian dari tren yang lebih luas. Menurut survei "State of Stablecoins" Fireblocks 2025, 90% lembaga keuangan yang disurvei berencana untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam sistem mereka. Pemain teknologi dan keuangan lainnya, termasuk Stripe dan bank-bank besar AS seperti Citigroup dan Wells Fargo, juga telah mulai menjelajahi atau menguji solusi keuangan berbasis stablecoin.
Di depan regulasi, AS bergerak menuju kerangka kerja yang lebih jelas dengan undang-undang seperti Undang-Undang GENIUS, yang bertujuan untuk menetapkan pedoman komprehensif bagi penerbit stablecoin. Inisiatif semacam itu dapat mendorong adopsi stablecoin lebih lanjut oleh perusahaan tradisional.
Jika Uber melanjutkan integrasi stablecoin, itu akan mencerminkan evolusi yang lebih luas dalam bagaimana perusahaan besar memandang aset digital—bukan sekadar sebagai investasi spekulatif, tetapi sebagai alat praktis untuk beroperasi lebih efisien di dunia yang semakin digital dan terdesentralisasi.