Raksasa teknologi berlomba-lomba memasuki bidang stablecoin
Belakangan ini, dua raksasa teknologi China secara berturut-turut mengumumkan rencana untuk mengajukan lisensi stablecoin, yang menarik perhatian luas di pasar. Salah satu anak perusahaan raksasa e-commerce telah memasuki sandbox regulasi stablecoin di Hong Kong, sementara raksasa pembayaran lainnya berencana untuk mengajukan lisensi di Hong Kong, Singapura, dan Luksemburg. Langkah ini tidak hanya mencerminkan ambisi perusahaan-perusahaan China di bidang aset digital, tetapi juga mengisyaratkan potensi besar stablecoin dalam skenario pembayaran dan investasi global.
Perkembangan Pesat Pasar Stablecoin
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang nilainya terikat pada mata uang fiat atau aset lainnya, yang disukai oleh perusahaan dan institusi karena volatilitasnya yang rendah dan kemampuan pembayaran lintas batas yang efisien. Menurut laporan, pada tahun 2025 total kapitalisasi pasar stablecoin global telah melebihi 250 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan mencapai 1,6 triliun hingga 3,7 triliun dolar AS pada tahun 2030. Hong Kong sebagai pusat keuangan Asia, pada tahun 2023 meluncurkan kerangka regulasi stablecoin, dan akan secara resmi menerapkan "Peraturan Stablecoin" pada bulan Agustus 2025, memberikan jalur kepatuhan yang jelas bagi perusahaan.
Kedua raksasa teknologi ini melihat peluang ini dan berusaha untuk merebut jalur baru keuangan digital melalui lisensi stablecoin. Stablecoin tidak hanya dapat mengoptimalkan efisiensi pembayaran lintas batas, tetapi juga dapat memberikan sumber pendapatan baru bagi perusahaan, seperti pendapatan bunga dari aset cadangan.
Raksasa e-commerce ini telah memasuki sandbox regulasi stablecoin di Hong Kong melalui anak perusahaannya, menguji skenario pembayaran lintas batas dan transaksi investasi. Strategi ini terkait erat dengan ekosistem e-commerce. Sebagai platform e-commerce terbesar kedua di China, perusahaan ini memiliki rantai pasokan yang besar dan bisnis e-commerce lintas batas, stablecoin dapat secara signifikan mengurangi biaya dan waktu transaksi lintas batas. Misalnya, stablecoin dapat mewujudkan penyelesaian waktu nyata, mengatasi masalah keterlambatan pembayaran lintas batas dalam sistem perbankan tradisional.
Selain itu, perusahaan ini telah memiliki akumulasi yang mendalam dalam teknologi blockchain. Platform blockchain yang dikembangkan secara mandiri telah diterapkan dalam keuangan rantai pasokan dan pelacakan logistik, dan pengajuan lisensi stablecoin adalah langkah alami dari perpanjangan teknologi. Penataan raksasa e-commerce ini juga mungkin terkait dengan strategi internasionalisasinya, untuk meningkatkan daya saing di pasar seperti Asia Tenggara melalui stablecoin.
Raksasa Pembayaran: Papan Catur Baru dengan Pandangan Global
Sebagai perusahaan induk dari platform pembayaran seluler terbesar di China, raksasa pembayaran ini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia. Anak perusahaan yang bergerak di bidang bisnis internasional dan blockchain masing-masing berencana untuk mengajukan lisensi stablecoin di Hong Kong, Singapura, dan Luksemburg. Penataan ini sangat terkait dengan strategi pembayaran global mereka. Posisi terdepan perusahaan dalam bidang pembayaran lintas batas membuatnya sangat membutuhkan alat yang lebih efisien, dan stablecoin dianggap sebagai solusi ideal untuk mengatasi masalah pembayaran lintas rantai dan lintas koin.
Raksasa pembayaran ini terus berfokus pada teknologi blockchain. Jaringan yang dikembangkannya dapat berfungsi sebagai lapisan penyelesaian untuk transaksi stablecoin, meningkatkan efisiensi lebih lanjut. Selain itu, kerjasama perusahaan ini dengan sebuah bank Jerman menunjukkan eksplorasi mereka dalam manajemen cadangan dan platform blockchain, yang meletakkan dasar untuk penerbitan stablecoin.
Mendorong Bersama: Keuntungan Ganda dari Regulasi dan Pasar
Di balik persaingan dua raksasa teknologi ini untuk mengajukan lisensi stablecoin, terdapat dorongan dari lingkungan regulasi serta pendorong dari permintaan pasar. "Peraturan Stablecoin" di Hong Kong menyediakan kerangka kepatuhan yang jelas untuk perusahaan, mengurangi risiko masuk ke pasar aset digital. Sementara itu, permintaan global untuk stablecoin meningkat pesat, terutama dalam adopsi institusi dan skenario pembayaran lintas batas.
Selain itu, sikap hati-hati perusahaan-perusahaan Tiongkok terhadap aset digital sedang berubah. Meskipun daratan Tiongkok menerapkan kebijakan pembatasan terhadap cryptocurrency, posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional memberikan perusahaan kesempatan untuk melakukan percobaan. Tindakan kedua raksasa ini menunjukkan bahwa mereka ingin mengambil bagian dalam pasar keuangan digital global melalui jalur kepatuhan.
Dampak Industri dan Prospek Masa Depan
Penataan stablecoin oleh dua raksasa teknologi ini akan memiliki dampak mendalam pada ekosistem keuangan digital. Pertama, ini akan mendorong penerimaan stablecoin di dalam keuangan utama, mempercepat transisinya dari alat perdagangan kripto menjadi sarana pembayaran sehari-hari. Kedua, masuknya dua raksasa ini mungkin akan memicu lebih banyak perusahaan teknologi untuk mengikuti, membentuk pola persaingan baru di industri.
Di masa depan, seiring dengan perbaikan kerangka regulasi di lokasi seperti Hong Kong dan Singapura, pasar stablecoin akan menyambut lebih banyak aplikasi inovatif, seperti pembiayaan rantai pasokan, tokenisasi aset, dan investasi lintas batas. Kedua raksasa teknologi ini, dengan akumulasi teknologi dan basis pengguna mereka, diharapkan dapat menjadi pelopor di bidang ini. Namun, tantangan masih ada, termasuk biaya kepatuhan, integrasi teknologi, dan ketidakpastian dalam koordinasi regulasi global.
Kesimpulan
Strategi pengajuan lisensi stablecoin oleh dua raksasa teknologi Tiongkok ini merupakan langkah penting mereka di bidang keuangan digital. Dengan memanfaatkan keunggulan regulasi di tempat-tempat seperti Hong Kong dan potensi pertumbuhan pasar stablecoin global, kedua perusahaan sedang mempercepat pembangunan ekosistem keuangan yang berfokus pada blockchain. Baik pemberdayaan e-commerce lintas batas oleh raksasa e-commerce maupun ambisi pembayaran global oleh raksasa pembayaran, stablecoin akan menjadi pengungkit kunci bagi mereka untuk mendorong masa depan. Perlombaan di dunia keuangan digital ini baru saja dimulai dan patut untuk terus diperhatikan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Raksasa teknologi Tiongkok mengatur stablecoin, Hong Kong menjadi jalur baru keuangan digital global.
Raksasa teknologi berlomba-lomba memasuki bidang stablecoin
Belakangan ini, dua raksasa teknologi China secara berturut-turut mengumumkan rencana untuk mengajukan lisensi stablecoin, yang menarik perhatian luas di pasar. Salah satu anak perusahaan raksasa e-commerce telah memasuki sandbox regulasi stablecoin di Hong Kong, sementara raksasa pembayaran lainnya berencana untuk mengajukan lisensi di Hong Kong, Singapura, dan Luksemburg. Langkah ini tidak hanya mencerminkan ambisi perusahaan-perusahaan China di bidang aset digital, tetapi juga mengisyaratkan potensi besar stablecoin dalam skenario pembayaran dan investasi global.
Perkembangan Pesat Pasar Stablecoin
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang nilainya terikat pada mata uang fiat atau aset lainnya, yang disukai oleh perusahaan dan institusi karena volatilitasnya yang rendah dan kemampuan pembayaran lintas batas yang efisien. Menurut laporan, pada tahun 2025 total kapitalisasi pasar stablecoin global telah melebihi 250 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan mencapai 1,6 triliun hingga 3,7 triliun dolar AS pada tahun 2030. Hong Kong sebagai pusat keuangan Asia, pada tahun 2023 meluncurkan kerangka regulasi stablecoin, dan akan secara resmi menerapkan "Peraturan Stablecoin" pada bulan Agustus 2025, memberikan jalur kepatuhan yang jelas bagi perusahaan.
Kedua raksasa teknologi ini melihat peluang ini dan berusaha untuk merebut jalur baru keuangan digital melalui lisensi stablecoin. Stablecoin tidak hanya dapat mengoptimalkan efisiensi pembayaran lintas batas, tetapi juga dapat memberikan sumber pendapatan baru bagi perusahaan, seperti pendapatan bunga dari aset cadangan.
Raksasa E-commerce: Mendalami Pembayaran Lintas Batas
Raksasa e-commerce ini telah memasuki sandbox regulasi stablecoin di Hong Kong melalui anak perusahaannya, menguji skenario pembayaran lintas batas dan transaksi investasi. Strategi ini terkait erat dengan ekosistem e-commerce. Sebagai platform e-commerce terbesar kedua di China, perusahaan ini memiliki rantai pasokan yang besar dan bisnis e-commerce lintas batas, stablecoin dapat secara signifikan mengurangi biaya dan waktu transaksi lintas batas. Misalnya, stablecoin dapat mewujudkan penyelesaian waktu nyata, mengatasi masalah keterlambatan pembayaran lintas batas dalam sistem perbankan tradisional.
Selain itu, perusahaan ini telah memiliki akumulasi yang mendalam dalam teknologi blockchain. Platform blockchain yang dikembangkan secara mandiri telah diterapkan dalam keuangan rantai pasokan dan pelacakan logistik, dan pengajuan lisensi stablecoin adalah langkah alami dari perpanjangan teknologi. Penataan raksasa e-commerce ini juga mungkin terkait dengan strategi internasionalisasinya, untuk meningkatkan daya saing di pasar seperti Asia Tenggara melalui stablecoin.
Raksasa Pembayaran: Papan Catur Baru dengan Pandangan Global
Sebagai perusahaan induk dari platform pembayaran seluler terbesar di China, raksasa pembayaran ini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia. Anak perusahaan yang bergerak di bidang bisnis internasional dan blockchain masing-masing berencana untuk mengajukan lisensi stablecoin di Hong Kong, Singapura, dan Luksemburg. Penataan ini sangat terkait dengan strategi pembayaran global mereka. Posisi terdepan perusahaan dalam bidang pembayaran lintas batas membuatnya sangat membutuhkan alat yang lebih efisien, dan stablecoin dianggap sebagai solusi ideal untuk mengatasi masalah pembayaran lintas rantai dan lintas koin.
Raksasa pembayaran ini terus berfokus pada teknologi blockchain. Jaringan yang dikembangkannya dapat berfungsi sebagai lapisan penyelesaian untuk transaksi stablecoin, meningkatkan efisiensi lebih lanjut. Selain itu, kerjasama perusahaan ini dengan sebuah bank Jerman menunjukkan eksplorasi mereka dalam manajemen cadangan dan platform blockchain, yang meletakkan dasar untuk penerbitan stablecoin.
Mendorong Bersama: Keuntungan Ganda dari Regulasi dan Pasar
Di balik persaingan dua raksasa teknologi ini untuk mengajukan lisensi stablecoin, terdapat dorongan dari lingkungan regulasi serta pendorong dari permintaan pasar. "Peraturan Stablecoin" di Hong Kong menyediakan kerangka kepatuhan yang jelas untuk perusahaan, mengurangi risiko masuk ke pasar aset digital. Sementara itu, permintaan global untuk stablecoin meningkat pesat, terutama dalam adopsi institusi dan skenario pembayaran lintas batas.
Selain itu, sikap hati-hati perusahaan-perusahaan Tiongkok terhadap aset digital sedang berubah. Meskipun daratan Tiongkok menerapkan kebijakan pembatasan terhadap cryptocurrency, posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional memberikan perusahaan kesempatan untuk melakukan percobaan. Tindakan kedua raksasa ini menunjukkan bahwa mereka ingin mengambil bagian dalam pasar keuangan digital global melalui jalur kepatuhan.
Dampak Industri dan Prospek Masa Depan
Penataan stablecoin oleh dua raksasa teknologi ini akan memiliki dampak mendalam pada ekosistem keuangan digital. Pertama, ini akan mendorong penerimaan stablecoin di dalam keuangan utama, mempercepat transisinya dari alat perdagangan kripto menjadi sarana pembayaran sehari-hari. Kedua, masuknya dua raksasa ini mungkin akan memicu lebih banyak perusahaan teknologi untuk mengikuti, membentuk pola persaingan baru di industri.
Di masa depan, seiring dengan perbaikan kerangka regulasi di lokasi seperti Hong Kong dan Singapura, pasar stablecoin akan menyambut lebih banyak aplikasi inovatif, seperti pembiayaan rantai pasokan, tokenisasi aset, dan investasi lintas batas. Kedua raksasa teknologi ini, dengan akumulasi teknologi dan basis pengguna mereka, diharapkan dapat menjadi pelopor di bidang ini. Namun, tantangan masih ada, termasuk biaya kepatuhan, integrasi teknologi, dan ketidakpastian dalam koordinasi regulasi global.
Kesimpulan
Strategi pengajuan lisensi stablecoin oleh dua raksasa teknologi Tiongkok ini merupakan langkah penting mereka di bidang keuangan digital. Dengan memanfaatkan keunggulan regulasi di tempat-tempat seperti Hong Kong dan potensi pertumbuhan pasar stablecoin global, kedua perusahaan sedang mempercepat pembangunan ekosistem keuangan yang berfokus pada blockchain. Baik pemberdayaan e-commerce lintas batas oleh raksasa e-commerce maupun ambisi pembayaran global oleh raksasa pembayaran, stablecoin akan menjadi pengungkit kunci bagi mereka untuk mendorong masa depan. Perlombaan di dunia keuangan digital ini baru saja dimulai dan patut untuk terus diperhatikan.